Salib dan Abdul Somad
Hai, selamat datang ke respon terbaru saya. Kali ini tentang kehebohan yang diakibatkan perkataan Abdul Somad di salah satu video tanya jawab terbarunya yang berjudul “Hukum Melihat Salib”. Tergoda banget buat nulis komen di facebook, tapi setelah berfikir jernih, saya melihat ini sebagai satu kesempatan untuk menulis respon yang harapannya dapat memberi sedikit edukasi ke orang banyak, terutama masyarakat Indonesia yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Sebenarnya saya cukup pusing untuk mulai darimana, karena pernyataan mas Somad itu acak adul, berantakan sekali, tapi OK mari kita buka satu persatu, saya berasumsi anda yang membaca ini pasti sudah melihat dan mendengar video tersebut. Dimulai dengan mas Somad membacakan pertanyaan yang ditanyakan di salah satu tausiyah yang dia hadiri, dan pertanyaannya adalah, “Apa sebabnya ustad, kalau saya menengok salib, menggigil hati saya?”, “Saya selalu terbayang salib, nampak salib.”. Lalu mas Somad spontan menjawab “Setan!” dan lebih jauh menerangkan, “Jin kafir sedang masuk, karena di salib itu ada jin kafir. Darimana masuknya jin kafir? Karena ada patung.” Ada dua hal di point ini, hal pertama pertanyaan yang ditanyakan. Tolong baca sampai habis dulu dan jangan menutup hati dan pikiran anda.
Hal pertama, alasan sebuah simbol salib selalu menggetarkan hati seseorang dan banyak orang di dunia ini adalah karena kita semua telah lahir dalam kondisi berdosa dan sungguh layak berada di bawah penghakiman Tuhan, tapi Tuhan juga adalah kasih sempurna dan sungguh ingin membawa manusia kembali kepada Dia. Salib adalah titik pertemuan keadilan dan cinta Tuhan. Ini adalah pesan menyeluruh dari Alkitab-kisah penebusan. Bahwa kita yang tidak layak ini mendapat anugerah keselamatan untuk hidup kekal bersama Tuhan melalui persembahan penebusan oleh Yesus Kristus di kayu salib. Anugerah inilah yang menggetarkan semua hati manusia yang sungguh ingin kembali kepada Tuhan, berhati nurani dan ingin hatinya dimerdekakan untuk melakukan kehendak Tuhan. Tuhan juga aktif memanggil semua manusia, siapapun dia, hingga saat ini untuk menerima satu-satunya jalan menuju Dia dan berdasarkan banyak kesaksian serupa dari para ex muslim, bisa jadi si penanya sebenarnya sedang dipanggil Tuhan untuk kemuliaan namaNya.
Hal kedua, mas Somad menyatakan jin kafir masuk di patung yang ada di salib. Pernyataan ini sebenarnya tidak menyerang salib itu sendiri, tapi patung yang dipasang di beberapa model salib yang tersedia saat ini. Ini membuktikan siapapun tidak dapat merendahkan atau menyerang sebuah simbol titik pertemuan keadilan dan cinta Tuhan. Lalu soal model patung yang mas Somad pakai dalam pernyataannya, saya pikir dia kurang jauh mainnya karena sebenarnya salib dengan patung Yesus itu bukan salib yang diamini oleh pengikut Kristus sejati. Untuk kami, salib yang kami amini adalah hanya bentuk salib itu tanpa ada patung Yesus dan memasang patung Yesus di salib sama saja tidak mengakui kebangkitan Kristus yang adalah landasan iman kami. Salib dengan patung Yesus hanya digunakan oleh mereka yang mengubah iman Kristen menjadi agama klenik dengan semua benda-bendanya. Mas Somad bisa main lebih jauh lagi buat lebih mantebh kalau mau kasih pernyataan soal simbol Kristen, biarpun saya yakin tidak akan bisa mas Somad menantang Roh Kudus.
Kemudian mas Somad mengatakan, “Makanya kita tidak boleh menyimpan patung.” Dan ini sesuai dengan sumber-sumber Islam, seperti hadits Bukhaari, 417 dan Muslim, 528. Tetapi simbol salib sendiri tidak disebutkan dan tanpa dasar-dasar yang sah, tidak dapat didakwa sebagai aktor terlibat. Di sini terlihat sebenarnya mas Somad sudah tidak bisa mempertahankan argumennya lagi dan mencla-mencle kesana kemari untuk mencari pembenaran yang tidak ada. Saya tidak akan menyanggah lebih jauh soal patung dan jin kafir karena itulah yang Islam percaya, tetapi saya pikir mas Somad kurang juga main-main ke rumah sakit, terutama menghadapi pertempuran spiritual di dekat orang yang sekarat. Anda katakan jin kafir, saya sebagai orang percaya mengatakan penguasa dan roh di udara dan mereka ini ada di mana-mana tanpa melihat tempat apakah ada salibnya atau tidak! Juga tidak akan berpengaruh bila anda tutup relik yang ditempatinya dengan apapun, karena mereka makhluk spiritual. Sampai di sini, saya menjadi berfikir, mas Somad sama sekali tidak mengerti apa pun tentang persinggungan dunia spiritual dan dunia material.
Poin berikut mungkin akan sulit untuk anda percaya, namun bila benar apa yang dikatakan mas Somad, mati karena dipanggil Halleluya (nanti saya kembali ke soal Halleluya), artinya mempercayai karya keselamatan Tuhan melalui simbol salib, maka mereka akan hidup abadi bersama Tuhan karena Alkitab memberi jawaban soal itu di Yohanes 11:25-26, singkat namun menjelaskan kenyataan yang pasti, “Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?". Jadi kuat kuasa karya keselamatan dari Tuhan tidak akan sanggup ditahan oleh dogma agama apapun dan mati di dalamNya adalah keuntungan, Filipi 1:21, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Iman kami kepada Yesus Kristus tidak mengajarkan kami ketakutan akan kematian dan kehidupan kekal kelak, melainkan kepastian!
Soal Halleluya, ini juga kurang jauh main-mainnya mas Somad. Kata Halleluya itu berasal dari bahasa Ibrani yang berarti, “Terpujilah Engkau, Yahweh”. Yahweh adalah nama yang Tuhan sendiri ungkapkan kepada Musa awalnya dan kepada bangsa Israel kemudian (referensi Keluaran 3:13-15). Jadi itu bukan untuk memanggil, tapi memuji Tuhan, mas Somad. Begini aja mas Somad, coba belajar lagi soal apa itu makhluk spiritual, tidak ribet kok.
Dan yang terakhir, mas Somad mengatakan, “Lambang kafir.” sambil membentuk salib dengan jari. Sebenarnya, saya sangat setuju! Salib itu lambang kafir, benar, itu adalah simbol untuk kami-kami ini yang kafir dari kondisi berdosa karena sudah menerima penggenapan di dalam karya keselamatan Tuhan dalam Yesus Kristus. Jadi mungkin lain kali mas Somad bisa lebih komplit memberi penjelasannya. Bagaimana pun mas Somad, Tuhan masih mengasihi anda dan menuggu pilihan mas Somad untuk kehidupan kekal, bersama Dia atau selamanya terpisah dari sumber kehidupan, kedamaian dan kasih. Tuhan memberkati mas Somad dan siapapun yang membaca respon ini.